Flores Timur
Jumat, 13 September 2024 21:56 WIB
Penulis:redaksi
LARANTUKA- Para perempuan pengrajin anyaman lontar asal Flores Timur mengekspor produk anyaman mereka diekspor ke 50 negara.
Para perempuan penganyaman tersebut adalah kelompok binaan Du Anyam dan Kementerian Koperasi dan UKM (kemenkopUKM).
Pelepasan ekspor produk kerajinan anyaman di Gudang Du Anyam di Larantuka, Kabupaten Flores Timur terasa istimewa karena Du Anyam merayakan hari jadinya ke 10 tahun.
Pelepasan dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Temmy Setya Permana, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, Co Founder Du Anyam, Hana Keraf, Jumat, 13 September 2024.
Salah satu Founder Du Anyam, Hana Keraf, mengatakan ekspor kontainer menyasar 50 negara baik di Benua Asia, Amerika, dan juga Eropa.
Perempuan asal NTT lulusan Sarjana Bisnis Internasional ini senang karena kerajinan dari kampung halamannya sangat diminati pasar global, terlebih Amerika.
"Ini ekspor pertama yang langsung masuk ke 50 negara. Semuanya produk perempuan NTT. Kita justru membawa uang masuk NTT, baik lapangan pekerjaan ibu-ibu pengrajin maupun semua orang yang ada dalam rantai kami, Misalnya penyedia bahan baku, tukang ojek, di kapal, juga sopir pickup," ungkapnya sambil tersenyum.
Hana Keraf menerangkan, setahun terakhir sebanyak 13 kontainer yang sudah terkirim. Progres ini menjadi sejarah bagi keluarga Du Anyam yang konsen mengangkat harkat dan martabat perempuan untuk berdaya di bidang ekonomi.
"Ini bersejarah, ya. Di NTT belum pernah ada pengiriman anyaman lewat kontainer. Tapi ini untuk menjawab tantangan pasar domestik.
Sekarang, kami akan memulai dan ini adalah kontainer pertama untuk pasar global. Kami sudah mendapatkan komitmen sampai 2028, dan beberapa pembeli berharap harus lebih dari 2028," katanya.
Dengan permintaan pasar global yang tinggi, Du Anyam berkomitmen melebarkan sayap pemberdayaan ke daerah lain di NTT dengan menggandeng mitra untuk bekerja bersama.
Hana menjelaskan, jumlah pengayam lontar saat ini sebanyak 1.400 orang. Sementara itu, target ekspor hingga 2028 sebanyak 450 ribu produk.
Plt Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM, Temmy Setya Permana, menyebut pihaknya terus membuka pasar luar negeri dengan mendorong produk UKM.
Temmy tak pernah membayangkan bahwa produk di pelosok Flores Timur cukup laris di pasar global. Dia mengapresiasi Du Anyam yang terus mendampingi ibu-ibu pengayam.
"Kita pingin model seperti harus terus dibangun. Jadi teman-teman Du Anyam juga bisa lihat produk lain. Memang untuk pasar Eropa dan Amerika ini sangat eksotis, mereka tidak bisa bikin seperti ini, dari daun," ucapnya.
Disaksikan awak media ini, ibu-ibu penenun asal Desa Wulublolong, Kecamatan Solor Timur, Pulau Solor, ikut dalam pelepasan produk lontar yang mereka hasilkan.
Mereka mengenakan kebaya putih yang dibalut sarung tenun. Di dalam tenda acara, ibu-ibu membawa irisan daun lontar untuk mengacam berbagai perabot rumah tangga. (Paul Pemulet). ***
16 hari yang lalu