Kapolres Sikka
Rabu, 17 Agustus 2022 09:58 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) – ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’. Berangkat dari tema nasional yang diusung dalam perayaan HUT-RI yang ke 77, 19 orang anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere St. Thomas Morus ingin merefleksikannya melalaui gerakan PMKRI ‘Go Village’ atau PMKRI ‘Pulang kampung’.
Kris Sologus Dami, Ketua Presidium PMKRI Maumere St. Tomas Morus mengatakan, maksud dari gerakan ‘Pulang Kampung’ tersebut adalah untuk hadir tengah wargad desa dan berama bersama warga desa menggumuli berbagai persoalan yang terjadi di desa.
Menurut Kris Sologus Dami, rangkaian gerakan ‘Pulang kampung’ PMKR kali ini sebagai berikut.
Pada Senin, 15 Agustus 2022 sore, perjalanan dari Kota Maumere menuju ke lokasi Desa persiapan Waturia (Desa Induk Kolisia).
Desa Persiapan Waturia meliputi tiga dusun yaitu Dusun Kegeng, Watuwoga, dan Waturia. Desa ini dihuni oleh 363 kepala keluarga (KK), dengan jumlah penduduk
Penduduk yang mendiami desa ini sangat heterogen yang terdiri dari berbagai kultur di antaranya Sikka Krowe, Palue, Bajo, Lio dan Lamaholot.
Pada Selasa,16 Agustus 2022 pagi PMKRI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kepada para tokoh masyarakat, kaula muda dan para stakeholder yang ada di desa tentang "Restoratif Justice" dan "Peran Pemangku Adat Desa dalam Kehidupan Masyarakat".
Materi Restoratif Justice dibawakan langsung oleh Kasat Intel Polres Sikka, Iptu Misbar, S.H.
Materi yang kedua dibawakan oleh iktor Nekur, S.H, selalu Advokat, Ketua Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) PMKRI, sekaligus pemerhati lembaga adat Kabupaten Sikka.
Kedua materi ini sengaja dipilih PMKRI karena keprihatinan PMKRI terhadap kondisi sosial dan permasalahan masyarakat hari ini, yahhh bisa dibilang akibat dari disrupsi di era globalisasi.
“Hari ini tak jarang kita dapati ketersinggungan kecil misalnya saja dari postingan di media sosial yang harus di proses secara hukum, padahal sejak dulu bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, dalam penyelesaian masalah upaya restoratif justice sudah dilaksanakan dengan pendekatan kebudayaan, namun hari ini banyak kasus yang sebenarnya sederhana tapi akhirnya berakhir di meja hijau karena lunturnya tatanan adat yang ada di desa,” jelas Kris Sologus Dami,
Padahal, Kris Sologus Dami, menambhakan, dalam budaya kita telah ada tata nilai atau norma-norma yang menjadi pedoman hidup dalam lingkungan pergaulan masyarakat setempat, ini warisan nilai yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. Sudah selayaknya kita mempertahankan warisan budaya ini. "Dengan Belajar Adat Kita Menjadi Manusia Beradab", itu pesan terakhir dari pemateri.
Pada hari yang sama juga PMKRI melibatkan orang muda desa utuk bermain dan belajar bersama anak-anak menanamkan pentingnya budaya literasi sejak dini. Kegiatan ini diakhir dengan acara pembentukan struktur pengurus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan nama "TBM Lordes Waturia".
Selanjutnya pada malam puncak menjelang 17 Agustus, di tempat yang sama PMKRI mengadakan pergelaran malam hiburan menampilkan tarian, puisi, refleksi kemerdekaan dan nonton bareng film kemerdekaan.
Puncak kegiatan 17 Agustus, sejak jam 05.00 WITA PMKRI berjalan menyusuri lokasi bertempat di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang masih berada dalam wilayah administratif desa yang sama dan mengadakan refleksi kemerdekaan serta mengibarkan bendera merah putih .
TPA sengaja dipilih karena ada intensi khusus PMKRI yang melibatkan anggota untuk membuat kajian tentang masalah sampah dan dampak ikutan nya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, masalah fasilitas TPA dan hubungan nya dengan regulasi yang ada, konflik horizontal dan pelanggaran yang terjadi serta potensi pengelolaan yang dapat dikembangkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar.
‘Tugas ini menjadi agenda internal PMKRI yang sejak kedatangan Kami di Desa Persiapan Waturia setiap anggota yang disebar tinggal bersama masyarakat sudah menjalankan misi khusus ini. Hasilnya akan akan kami publish setelah rampung semua, “pungkas Kris Sologus Dami. (Silvia). ***
6 bulan yang lalu
setahun yang lalu