Palestina
Sabtu, 23 Agustus 2025 08:28 WIB
Penulis:redaksi
GAZA (Floresku.com) - Gaza kembali tercatat dalam sejarah kelam kemanusiaan. Untuk pertama kalinya, Integrated Food Security Phase Classification (IPC) resmi mengonfirmasi adanya kelaparan di Kota Gaza, menaikkan status ke Fase 5 — level tertinggi dalam skala kerawanan pangan akut.
Dalam laporan yang dirilis Kamis, IPC menyebut lebih dari 500.000 warga Gaza kini hidup dalam kondisi “katastrofik.” Sementara itu, sekitar 1,07 juta orang—atau 54 persen populasi Gaza—berada pada Fase 4, yakni tingkat darurat kerawanan pangan.
Peringatan lebih jauh disampaikan IPC bahwa kelaparan diperkirakan meluas ke Deir al-Balah dan Khan Younis pada akhir September. Situasi ini semakin genting dengan melonjaknya kasus malnutrisi akut: sedikitnya 132.000 anak di bawah usia lima tahun terancam meninggal sebelum pertengahan 2026 jika kondisi tak segera diatasi.
Tak hanya anak-anak, laporan itu juga menyoroti 55.500 ibu hamil dan menyusui yang kini sangat membutuhkan dukungan gizi mendesak. “Ini adalah kali pertama IPC mendeklarasikan kelaparan di kawasan Timur Tengah,” bunyi pernyataan tersebut.
Di sebuah tenda pengungsian di Gaza City, Mariam, seorang ibu muda berusia 28 tahun, memeluk erat putranya, Khaled, yang baru berusia tiga tahun. Tubuh Khaled tampak rapuh, tulang pipinya menonjol, matanya sayu. “Sudah berhari-hari kami hanya makan roti kering yang dibagi para tetangga. Saya tidak tahu apakah anak saya bisa bertahan,” kata Mariam dengan suara bergetar.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menegaskan, “Tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan kelaparan buatan manusia. Anak-anak Gaza tidak boleh menjadi korban kelalaian dunia.”
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), Cindy McCain, menambahkan, “Kami melihat dengan mata kepala sendiri bayi-bayi yang tubuhnya tinggal kulit dan tulang. Situasi ini adalah alarm moral bagi kita semua.”
Di sisi lain, Laila Barhoum dari Oxfam menekankan urgensi intervensi cepat: “Setiap jam tanpa tindakan berarti ada anak yang kehilangan kesempatan hidupnya.”
Hari ini, Gaza tidak hanya berjuang melawan dentuman senjata, tetapi juga melawan lapar yang menggerogoti anak-anak, ibu, dan keluarga mereka. Dunia ditantang untuk menjawab: sampai kapan tangisan Gaza dibiarkan hanya bergema tanpa jawaban? (Leony/Sumber vaticannews.va).
sebulan yang lalu