Tokoh Masyarakat Empat Kampung di Kecamatan Pacar Berharap SMPN 7 Pacar di Romang Segera Didefinitifkan

Sabtu, 02 April 2022 18:47 WIB

Penulis:redaksi

smpn7.jpg
Kondisi Ruangan Kelas SMP 7 Pacar-Romang yang dibangun oleh masyarakat. (Tedy N.)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Tokoh masyarakat dari empat kampung, yaitu Kampung Helung, Romang, Jantong dan Lia mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar SMPN 7 Pacar di Romang, Kecamatan Pacar yang sudah dibangun secara sukarela oleh masyarakat setempat beberapa tahun lalu segera didefinitifkan.

Harapan dari tokoh masyarakat empat kampung itu timbul karena melihat jarak dari empat kampung itu ke lembaga SMP sekitar cukup jauh, sekitar 25 kilometer.

Salah satu tokoh masyarakat Romang yang juga selaku Ketua Umum Pelaksanaan Pembukaan SPMN 7 Pacar di Romang,  Bernadus Hatu saat ditemui media ini, Sabtu, 2 April 2022 menyampaikan, sekolah dibangun dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, terutama untuk memperhatikan nasib anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

"Sekolah Romang dibangun dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena selama ini sekolah Romang agak jauh dengan SMP Pacar. Jarak dari Romang ke SMPN 7 Pacar sekitar 25 kilometer. Sehingga sangat memprihatinkan sekali bagi masyarakat atau nasib dari anak-anak yang pergi ke SMPN 7 Pacar", kata Bernadus.

Melihat jarak ke SMP sekitar sangat jauh, terang Bernadus, pihaknya terutama masyarakat dari empat kampung menyatukan pikiran untuk membuat sekolah baru di Romang, yaitu SMPN 7 Pacar.

SMP Negeri 7 Pacar di Romang, Kecamatan Pacar., Kabupaten Manggarai Barat (Foto Tedy N).

"Berdasarkan masalah ini sehingga kami sebagai orang tua dari empat kampung, Romang, Lia, Jantong dan  Helung membuat suatu kesepakatan untuk mendirikan SMPN 7 Romang", katanya.

Selain itu, Salesius Safri Ndaga, tenaga pendidik yang mengabdi di SMP 7 Pacar itu menjelaskan, ada tiga faktor pendukung yang cukup kuat sehingga peningkatan sekolah ini berjalan mulus, yaitu tenaga pendidiknya sudah ada, jumlah siswa memenuhi kuota standar dan juga tanah untuk lembaga sekolah baru sudah dihibahkan oleh masyarakat.

"Ketersediaan tenaga pendidik, memenuhi kuota jumlah siswa, tanah masyarakat diberikan secara hibah. Dari point itu, kami menyimpulkan bahwa tidak ada dasar untuk melakukan penolakan terhadap pembangunan beberapa unit gedung di sekolah baru itu", jelas Safri Ndaga.

Selain itu, Safri menjelaskan bahwa anak-anak dari empat kampung itu banyak yang putus sekolah karena jarak sekolah dengan kampung sangat jauh.

"Selama ini, dari empat anak kampung banyak anak-anak yang putus sekolah, karena jarak sekolah dengan kampung sangat jauh. Sehingga kami berusaha untuk membangun lembaga ini agar anak-anak dengan mudah mendapatkan akses pendidikannya", jelas Safri.

Untuk diketahui, kegiatan belajar mengajar di SMP 7 Pacar-Romang sudah menjalani tiga tahun dengan jumlah murid mencapai 103 orang.

Selama kurang lebih tiga tahun itu, masyarakat empat kampung merasa cemas akan nasib murid dan para pendidik yang mengabdi di SMPN 7 Romang itu.

Berdasarkan informasi dari panitia pembangunan sekolah itu, Pemda Manggarai Barat sudah memberikan respon positif terhadap ide mereka. Dan masyarakat tetap setia menunggu realisasinya. (Tedy N.)