Usia Konstruksi Duiker di Mabar Ini Baru Satu Bulan, Kondisinya Sudah Rusak Parah

Kamis, 13 Januari 2022 23:25 WIB

Penulis:redaksi

duker.jpg
Kondisi konstruksi Duiker Tanah Hamil, Desa Semang, Kecamatan Welak, Mabar. (Tedy N)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Konstruksi duiker di Tanah Hamil, Desa Semang, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat yang baru berusia satu bulan sudah rusak parah, dinding penahan tanah mengalami keretakan.

Sebelum konstruksi ini dibangun, di bagian bawah jalan rabat jalan itu terdapat lubang besar akibat longsor tahun lalu.

Melihat hal itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, melalui Dinas PU Mabar langsung membangun duiker di lokasi itu.

Namun, niat baik itu tidak berbuah manis. Pasalnya, duiker yang baru dibangun itu sudah rusak parah, padahal usianya baru satu bulan setelah PHO, yaitu pada bulan Desember 2021.

Largus, Kontraktor pelaksana kepada media ini menyampaikan bahwa konstruksi duiker itu sangat bagus. Tetapi, karena faktor alam, maka konstruksi itu mengalami keretakan.

"Kalau konstruksinya itu sudah bagus. Sebelumnya terjadi kerusakan pada titik yang sama. Lalu, kami komunikasikan dengan masyarakat sekitar, khususnya pemilik lahan. Mereka bilang, tanah itu bergerak terus. Jadi, alam memang ini", terang Largus.

Ia juga mengaku, kontruksi bagaimana pun bentuknya jika dibangun di lokasi tersebut otomatis bergerak. Hal ini yang mengakibatkan konstruksi rusak.

"Faktor alam, konstruksi bagaimana pun bentuknya pasti dia bergerak. Karena pekerjaan itu sesuai dengan perencanaan", katanya.

Vensi Novelo selaku PPK yang bertanggung jawab terhadap konstruksi itu menjelaskan, pekerjaan Tanah Hamil itu masuk di anggaran perubahan tahun 2021.

"Kemarin, pekerjaan itu masuk ke anggaran perubahan. Model di atas itu waktu perencanaan, rongga di bagian bawah plat beton. Lalu kita buat duiker agar airnya mengalir di dalam itu", katanya.

Ia juga menerangkan, pada saat proses pengerjaan masih aman-aman saja. Namun, setelah itu muncul rongga lagi tepat di belakang abutment. Rongga itu muncul ketika hujan lebat bulan lalu.

Vensi melanjutkan, pada bagian opritnya mengalami pergeseran bagian bawah karena ada bebannya dari atas.

"Lalu di bagian opritnya itu, karena bebannya dari atas, maka ia mengalami pergeseran di bagian bawah", lanjutnya.

Selain itu, Yustin Cahyanur, Pengawas dari dinas PU Mabar mengatakan bahwa pekerjaan itu sudah berusia satu bulan. Status pekerjaannya, penanganan darurat. Artinya belum masuk ke perubahan.

"Pekerjaan kemarin itu penanganan darurat, belum masuk ke perubahan. Hanya penanganan darurat takut roboh jalan itu", kata Yustinus.

Ia melanjutkan, kerusakan itu terjadi karena dua faktor, yaitu karena kondisi tanah dan curah hujan yang tinggi.

Namun, Yustinus selaku pengawas dari dinas PU Mabar itu mengaku tidak tahu soal jenis batuan yang digunakan dalam kontruksi itu.

Berdasarkan data yang berhasil ditemukan media ini, dominan jenis batuan yang digunakan pada pekerjaan konstruksi duiker itu adalah batuan kali.