Askab Cup 1 Sikka Berlangsung Tertutup, Keluarga Pemain dan Penggemar Mengintip Lewat Celah Gerbang Stadion

Sabtu, 13 November 2021 14:06 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

Sejumlah penggemar turnamen sepak bola Askab Cup 1 Sikka berusaha menonton pertandingan melalui celah-celah gerbang Stadion Samador, Mamumere.
Sejumlah penggemar turnamen sepak bola Askab Cup 1 Sikka berusaha menonton pertandingan melalui celah-celah gerbang Stadion Samador, Mamumere. (Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) -Turnamen sepak bola memperebutkan Asosiasi Kabupaten (Askab) Cup 1 Sikka sedang berjalan. Oleh karena pandemi Covid-19, turnamen yang dibuka secara resmi oleh Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, pada Minggu, 07 November 2021 lalu itu diselenggarakan tanpa penonton dan supoter.

Turnamen tanpa penonton dan suporter ini mendapat tanggapan dari para orang tua dan keluarga para pemain, serta  para penggemar sepak bola yang ingin sekali menonton secara langsung dan memberi dukungan kepada klub-ckub kecintaan mereka .

Ferne (57 tahun)  adalah orang tua dari salah satu pemain sepak bola yang sempat datang ke Gelora Samador guna ingin melihat langsung anaknya bertanding di lapagan hijau. Namun, ia juga  tidak diperbolejkan masuk ke dalam stadion.

Kepada media ini Ferne menyampaikan kekesalannya terhadap peraturan melarang menonton pertadingan Turnamen Askab Cup 1 Sikka.

“Kenapa turnamen sepak bola ini kami tidak diperbolehkan nonton? Padahal yang bermain ini adalah anak kami?” tanyanya. 

"Kenapa pemerintah tidak biarkan kami masuk dengan karcis dan dengan persyarata seperti kartu vaksin atau yang lain-lainnya?, tanya Ferne lagi.

“Kami rindu turnamen sepak bola ini. Kami cinta olah raga. Jangan biarkan pertandingansepak bola ini tanpa penonton dan suporter. Sebab pertandingan tanpa penonton ibarat sayur tanpa garam,” ujar seorang penonton.

Putri (18 tahun) salah satu penggembar sepak bola yang juga ingin menonton dan mendukung klub kecintaannya, kepada media ini menyampaikan,  “ini turnamen pertama yang baru dibuat oleh Askab Sikka. Kami sebagai penggemar sekaligus pendukung klub-klub yang bertanding ingin sekali menyaksaikan jalannya pertandingan. Cobalah dibuat aturan atau pembatasan jmlah penonton dan ketentuan jarak sesuai dengan protokol kesehatan. Supaya turnamen ini ada penonton, walu jumlah terbatas. Masa, turnamen sepak bola yang bagus seperti ini tanpa penonton sama sekali,” ujarnya.

Dari pantauan media ini terlihat sejumlah  orang tua para pemain dan penonton tampak berusaha mengikuti pertandingan melalui sela-sela lubang pintu gerbang satdion. Sesekai mereka diarahi dan dihalau oleh para aparat yang sedang bertugas.

Para orang tua dan penonton itu pun sempat disuruh pulang oleh oknum kepolisian biar tidak ada kerumunan di depan pintu masuk stadion. Namun karena kecintaan mereka terhadap klub-klub kesayangan, mereka tampak tetap bertahan untuk tetap menonton walaupun dari luar dengan jarak yang begitu jauh.

Ketika  seorang aparat berkatan apakah kamu tidak malu ditegur dan dihalau oleh aparat keamanaan,  mereka spontan menjawab tidak. “Kami tidak malu dimarahi, karena kami datang iuntuk nonton bola bukan datang curi. Jadi kami tidak malu sedikitpun.  Yang malu itu bapak-bapak mereka kenapa tidak izin kan kami masuk stadion,” ujar seorang penonton. 

Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, turnamen ini diikuti oleh 40 tim. Setiap tim diperkuat oleh para pemain berusia 22 dan ditambah 4 pemain senior. Semua pemain adalah warga asli dari Kabupaten Sikka. Jumlah keseluruhan, 1000 lebih pemain. (Mardat)