Jadi Buah Bibir Para Guru, Operator Dinas PKO Mabar Diduga Kerap Minta 'Pelicin' untuk Lancarkan Urusan.

Selasa, 02 September 2025 17:46 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

Ilustras.jpeg
Ilustrasi: Operator Dinas PKO minta 'pelicin'' urusan pengimputan data ke Dapodik. (Ist)

LABUAN BAJO (Floresku.com) -Dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat kembali tercoreng. Seorang ASN berinisial JB yang bertugas sebagai operator Dapodik di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga  (PKO)  diduga melakukan pemerasan secara halus terhadap guru - guru yang hendak menginput berkas ke Dapodik.

Praktik ini sudah terjadi sudah cukup lama dan mencuat ketika peristiwa itu diceritakan di pendopo Dinas PKO,  kepada Floresku.com di Labuan Bajo (29/08)

Salah seorang guru, HK (27) keluhkan urusannya kerap sekali dipersulit, dia harus berhari-hari untuk menunggu konfirmasi dari operator agar memastikan datanya sudah diverifikasi.

Mendengar keluhan tersebut, seorang guru PPPK inisial GLH memberitahukan kepada HK bahwa ada isyarat yang harus dipenuhi jika semua urusan berjalan mulus.

"Deh ibu, eme toe ma amplop one mai map berkas dite toe uruh le gia (Kalau tidak ada amplop di dalam berkas yang kita berikan, dia, (operator, red) tak mau urus)," kata GLH.

GLH menerangkan bahwa tidak ada urusan yang murni jika tidak ada amplop.

"Semua urusan harus ada amplopnya supaya lancar kita punya urusan. Coba tanya semua pengalaman  guru yang menginput berkas di bidang GTK, pasti mereka akui semua," terang GLH kepada HK.

Mendegar informasi tersebut, HK menelpon untuk menanyakan teman gurunya di sekolah tetangga kampungnya berkaitan informasi tersebut. Ternyata informasi yang diperolehnya sesuai apa yang disampaikan GLH.

"Betul e guru, amplop wajib dilampirkan untuk setiap urus berkas di GTK, biasanya 150 sampai 200 ribu rupiah," tutur HK meniru pernyataan dari temannya.

Jika praktik tersebut terjadi tanpa terkecuali maka jumlah yang diterima oleh operator GTK   setiap tahunnya ratusan juta.

Saat dikonfirmasi, ASN berinisial JB selaku operator di bidang GTK mengaku tidak pernah  meminta uang pelicin kepada para guru secara terang-terangan.

"Terus terang, kalau kami minta secara terang-terangan, tidak pernah," kata HK melalu pesan whatsapp, (2/09)

Ia menjelaskan, dirinya kaget dengan informasi tersebut. Karena dirinya tidak pernah meminta uang sebagai pelicin dari para guru saat proses prubahan data dapodik.

"Saya juga kaget sms ini untuk proses perubahan data yang kami lakukan di Dinas khususnya  untuk mengubah data guru dari status honor  ke P3K, kami tidak pernah neminta sesuatu," Jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan para guru  memberi  berdasarkan inisiatif.

"Dikasi rokok (istilah budaya Manggarai)," tutupnya (Vian Dalang). ***