Para Murid SDI Sangka di Mabar Sisihkan Uang Jajan untuk Beli Kapur Tulis, Kemana Dana Bos?

Senin, 20 Desember 2021 21:18 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

Kondisi ruang kelas di SDI Sangka, di Desa Watu Manggar, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat yang rusak parah bertahun-tahun dan tidak kunjung diperbaiki.
Kondisi ruang kelas di SDI Sangka, di Desa Watu Manggar, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat yang rusak parah bertahun-tahun dan tidak kunjung diperbaiki. (Tedy N)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Para murid SDI Sangka di Desa Watu Manggar, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat terpaksa menyishkan sebagai dari uang jajannya untuk membeli perlengkapan kelas, mulai dari kapur tulis, ember, dan sapu lantai.

Hal ini disampaikan oleh J, salah satu orang tua murid SDI Sangka. J mengungkapkan  bahwa para murid  SDI Sangka pernah disuruh oleh gurunya  mengumpulkan uang untuk membelikan beberapa perlengkapan sekolah termasuk kapur tulis.

Ini salah satu alasan dasar yang membuat orang tua murid di SDI Sangka merasa bingung tentang alokasi anggaran Dana Bos selama ini.

Warga mempertanyakan alokasi Dana Bos  karena  melihat kondisi kondisi ruang kelas yang lapuk,  dan perlengkapan utama di dalam ruangan kelas SDI Sangka seperti  kursi meja guru, papan tulis dan kursi meja siswa  sudah tidak layak  lagi untuk digunakan karena sudah rusak.

'Pokoknya,  ruangan kelas di SDI Sangka itu sangat tidak nyaman bagi siswa dan guru untuk memaksimalkan proses belajar-mengajar di sekolah," ujar J.

Kondisi bangunan dan fasilitas belajar yang  demikian memunculkan pertanyaan besar di benak warga  masyarakat, di mana Dana Bos?

Pertanyaan ini bukan saja muncul dari kalangan orang tua murid SDI Sangka, melainkan juga dari  seluruh masyarakat yang mengetahui kondisi SDI Sangka itu.

Dana Bos sejatinya dipergunakan untuk memaksimalkan proses belajar-mengajar di sekolah, agar murid merasa nyaman dalam menimba ilmu.

Dalam hal ini terdapat  beberapa komponen yang difasilitasi oleh Dana Bos. 

Pertama, membiayai kegiatan penerimaan siswa baru. 

Kedua, membiayai kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa. 

Ketiga, membiayai kegiatan ulangan dan ujian. 

Keempat, mendukung pengelolaan sekolah. 

Kelima, mendukung pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan. 

Keenam, mendukung pengembangan manajemen sekolah. 

Ketujuh, membiayai langganan daya dan jasa. 

Kedelapan, membiayai pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah. 

Kesembilan, pembayaran honor. 

Kesepuluh, pembelian/perawatan alat multimedia pembelajaran. 

Berdasarkan komponen-komponen sebagaimana disebutkan di atas,  maka warga merasa sangat heran ketika mengetahui bahwa aliran Dana Bos berjalan terus, tapi kondisi sarana dan prasarana sekolah tidak diurus dengan baik.

Diketahui, dalam dua tahun terakhir,  SDI Sangka  menerima Dana Bos 100 juta rupiah,  di mana sebesar 60 juta cair pada tahun 2020, sedangkan 40 juta rupiah lagi cari pada awal tahun 2021.

Namun, dana tersebut tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga kondisi bangunan dan fasilitas belajar di SDI Sangka tetap dalam keadaan rusak parah. 

Bahkan,  para murid harus berkorban, menyisihkan sebagain dari uang jajannya untuk membeli sejumlah perlengkapan belajar seperti kapur tulis.  (Tedy N).