labuan bajo
Selasa, 12 April 2022 21:44 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
RUTENG (Floresku.com) - Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Manggarai, drg. Bartolomeus Hermopan mengaku kecewa dengan adanya sampah medis di sekitar area Jembatan Wae Jejor, Kabupaten Manggarai, NTT.
Hal ini diungkapnya saat diwawancarai jurnalis Floresku.com di ruang kerjanya terkait sampah medis yang ditemukan oleh warga masyarakat peduli sampah di sekitar area Jembatan Wae Jejor tersebut.
Kaadis Kesehatan drg. Bartolomeus Hermopan menyatakan bahwa dia sendiri belum dapat memastikan pihak mana saja yang membuang sampah medis di area Jembatan Wae Jejor. Namun, kenyataan tersebut harus menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk bisa menangani sampah medis dengan baik dan benar.
"Memang, kita merasa prihatin dan kecewa bahwa ada sampah medis yang dibuang di sana (Jemabtan Wae Jejor, red). Meskipun kita juga tidak atau belum bisa memastikan dari mana sumbernya, tetapi kondisi tersebut menjadi pembelajaran bagi kita semua. Ke depan, kita harus menangani sampah medis dengan baik dan benar," ungkapnya pada Senin 11 April 2022.
"Dan saya pikir itu merupakan perilaku dari oknum yg tidak bertanggung jawab," tambahnya.
Lebih lanjut, drg. Bartolomeus Hermopan mengatakan, untuk penanganan dan pengelolaan sampah medis di Dinas Kesehatan sendiri itu sudah punya SOP yang jelas.
"Bahwa yang pertama itu dikumpulkan di faskes, misalnya pada tempat khusus untuk sampah medis. Lalu secara berkala itu mengangkut sampah medis itu dari faskes, dalam hal ini puskesmas ke tempat tempat pembakaran atau insenerator di pustu Carep. Jadi saya pikir itu protap yang kita jalankan terkait dengan penanganan sampah medis di Kabupaten manggarai," cetusnya.
Dikatakan drg. Bartolomeus lebih lanjut bahwa terkait pengelolaan sampah medis ini, ditegaskan kepada seluruh kepala puksesmas dan juga para petugas kesehatan di puskemas agar melakukan penanganga sampah sesuai SOP. Artinya, sampah itu dibungkus dan tidak dibuang secara sembarangan .
"Jadi diminta kewaspadaan kita semua. Nanti juga kita menerbitkan surat sebagai warning bagk teman-teman di puskesmas untuk melakukan penanganan sampah secara jelas. Saya kira itu poin-poin penting krusialnya di situ," ungkapnya.
Lebih jauh, ketika disenyil terkait dampak dari sampah medis yang dibuang secara sembarangan, drg. Bartolomeus menjelaskan bahwa hal tersebut memang tergantung dari jenis sampah medisnya. Namun, untuk dampak umumnya seperti pencemaran lingkungan.
"Sampah medis yang dibuang secara sembarangan tentunya punya dampak. Dam memang tergantung dari jenis sampah medianya juga. Misalkan saja kalau kita buang jarum suntik secara sembarangan tentu membahayakan juga karena bisa melukai orang. Dan untuk dampak umumnya tentu bisa mencemari lingkungan. Karenanya, perlakuan terhadap sampah medis itu memang mesti khusus. Artinya, ditangani dengan baik sehingga kita juga mohon agar semua sektor dan teman-teman media juga untuk menyampaikan itu," ujarnya.
Mengakhiri pembicaraannya, drg. Bartolomeus menyampaikan harapannya agar masyarakat selalu proaktif untuk memberikan laporan kepada pihaknya apabila menemukan tumpukan sampah medis yang dibuang secara sembarangan
"Kita juga mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu proaktif untuk memberikan laporan apabila melihat atau menemukan ada tumpukan sampah medis biar bisa ditindaklanjuti. Kalau dibuang di tempat yang tidak semestinya atau tempat umum itu agak sulit ditemukan sumbernya. Apalagi sampah inikan juga dihasilkan oleh banyak institusi, misalkan: fasilitas kesehatan. Sehingga mungkin ya, harapan saya ini menjadi pembelajaran untuk kita semua agar menangani sampah dengan baik," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, pada Minggu (10/04), Warga masyarakat peduli lingkungan yang berdomisili tidak jauh dari Jembatan Wae Jejor, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur menggelar aksi pungut sampah yang tampak berserakkan di area jembatan tersebut pada Sabtu 9 April 2022.
Ferdinandus Sunarto, seorang warga yang terlibat aktif dalam aksi tersebut kepada Floresku.com menjelaskan bahwa aksi pungut sampah yang dilakukan oleh sejumlah remaja dan orang tua di area jembatan Wae Jejor merupakan sebuah aksi spontanitas yang lahir karena keprihatinannya dengan kondisi sampah yang tampak berserakkan di area tersebut.
Lebih dari itu, lanjut Ferdinandus, aksi pungut sampah tersebut juga dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk tetap merawat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitat agar tetap bersih dan indah.
"Apalagi jembatan Wae Jejor ini berada di jalur Trans Flores dan menjadi jalur utama menuju destinasi premium Labuan Bajo dari arah timur adik. Karena itu, tentunya jalur ini tidak hanya dilewati oleh orang Manggarai saja tetapi juga orang-orang dari luar Manggarai dan bahkan wisatawan dari luar negri adik. Dan ketika kita bicara tentang pariwisata tentunya tidak bisa terlepas dari persoalan sampah. Kita tidak bisa hanya fokus di objek wisatanya saja tetapi jalan masuknya juga harus kita buat cantik," ungkap pria yang biasa disapa Ferdy tersebut.
Lebih lanjut Ferdinandus mengatakan bahwa sampah adalah persoalan bersama yang menuntut tanggung jawab dari setiap orang, tidak hanyak pemerintah. Hal itu, lanjut Ferdinandus, bisa kita mulai dari cara yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti halnya membuang sampah pada tempatnya.
"Jadi, sebetulnya persoalan sampah inj bukan hanya tugas dari pemerintah saja. Sebaliknya, kita semua punya tanggungjawab untuk menjaga kebersihan dan mencari solusi yang terbaik dalam mengatasi masalah ini. Hal itu bisa kita mulai dari cara-cara yang paling sederhana seperti halnya membuang sampah pada tempatnya, termasuk sampah plastik dan juga sampah rumah rumah tangga. Dan kebiasaan hidup seperti itu harus mulai kita tanam dalam diri sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akan selalu kita bawa kemanapun kita pergi," ungkap Ferdinandus.
Sayangkan Keberadaan Sampah Medis
Dikatakan Ferdinandus lebih jauh bahwa dirinya sangat menyayangkan ketika ditemukan ada sampah medis yang terbuang begitu saja di area Jembatan Wae Jejor.
Menurut sia, seharusnya sampah medis ditangani seecara khusus dan tidak boleh dibuang secara sembarangan, karena dapat menimbulkan dampak yang berbayaha bagi lingkungan hidup.
"Sampah yang kami pungut didominasi oleh bahan plastik berupa bekas botol air minum kemasan dan pampers bayi. Namun sangat disayangkan ketika kita temukan juga bahwa ada sampah medis di area jembatan Wae Jejor. Harusnya kan tidak harus dibuang di sini (jembatan Wae Jejor, red) mengingat sampah medis itu dihasilkan di tempat tertentu dan sangat berbahaya juga jika tidak ditangani secara khusus dan tidak dibuang pada tempatnya," ungkap Ferdinandus.
Ferdinandus menambahkan, sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang susah diuraikan. Oeh karena itu, semua pihak mesti mencegah agar sampah plastik yang ada tidak terbawa aliran air hingga menuju ke lautan luas.
"Seperti yang kita ketahui bahwa sampah plastik itu susah diuraikan. Jadi, kita cegah supaya sampah plastik ini tidak terbawa aliran air sungai menuju laut karena akan menimbulkan persoalan baru, yaitu: merusak ekosistem laut," cetusnya.
Ketika ditanyai terkait jumlah sampah yang berhasil dipungutnya bersama sejumlah remaja di area jembatan Wae Jejor, Ferdinandus menyebutkan bahwa jumlah sampah yang dikumpulkannya sebanyak 1,2 ton.
"Tadi jumlah sampah yang berhasil kami pungut itu sebanyak 1,2 ton. Itupun ada yang belum diangkat karena tenaga yang terbatas, dan jumlah karung yang tidak banyak," tambahnya.
Mengakhiri pembicaraannya, Ferdinandus menyampaikan harapannya agar semua pihak, termasuk Pemda Manggarai bisa turut aktif dan proaktif dalam mengatasi sampah, termasuk di lingkungan masing-masing.
"Kita sangat mengharapkan keterlibatan semua pihak untuk turun tangan dan proaktif dalam mengatasi dan membersihkan sampah yanh ada di lingkungan masing-masing. Dan untuk Pemda Manggarai, khususnya dinas terkait bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Lebih dari itu, kami berharap supaya pelaku pembuang sampah disana harus ditindak tegas biar ada efek jera. Kami juga akan tetap pantau di sana serta memasang papan larangan membuang sampah di sana," tegas Ferdinandus. (Jivansi). ***
sebulan yang lalu