labuan bajo
Sabtu, 26 Maret 2022 20:46 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
LABUAN BAJO (Floresku.com) - Warga Racang Buka yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Racang Buka (KMRC), Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) membangun sebuah 'benteng pertahanan; di kebun miliknya.
Tujuan pendirian ‘benteng’ tersebut adalah sebagai tempat agar warga terus bersiaga di kebun untuk menolak penggusuran lahan miliknya yang dilakukan untuk kepentingan Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores (BPOLBF).
Salah satu tokoh masyarakat Racang Buka, Simon Sea mengatakan, warga bersiaga di kebun setelah mendengar isu bahwa dalam waktu dekat ada kegiatan penggusuran jalan yang dilakukan untuk kepentingan BPOLBF.
"Karena kita dengar isu dan memang sudah digambarkan beberapa hari lalu untuk melakukan penggusuran jalan. Katanya jalan itu dibangun untuk BPOLBF", kata Simon Sea, Sabtu, 26 Maret 2022.
Simon menegaskan jika BPOLBF mau mengusur lahan, itu artinya BPOLBF mempunyai lahan di sini. Makanya pihaknya mempertanyakan, lahan BPOLBF itu yang mana.
"Yang kami pertanyakan itu lahan BPOLBF yang mana. Yang mana lahan tujuan bangun jalan itu", tegas Simon.
Ia pun melanjutkan bahwa sudah sekian tahun masyarakat ada di lokasi dan menggarap lahannya. Namun dengan kehadiran BPOLBF, semua masyarakat Racang Buka merasa resah.
"Langkah demi langkah dan sekian tahun kita sudah jalankan. Jadi, bagi kami masyarakat, kehadiran BPOLBF betul-betul meresahkan masyarakat terutama warga yang ada di dalam ini", katanya lagi.
Bagi masyarakat, sebenarnya mereka tidak menolak kehadiran BPOLBF, tetapi BPOLBF atau pemerintah harus menghargai masyarakat.
Dua tahun lalu, pernah dilakukan kesepakatan antara masyarakat Racang Buka dengan pihak BPOLBF di mana di dalam point-point kesepakatan itu menyatakan bahwa BPOLBF tidak boleh memasuki lahan warga Racang Buka. Tetapi, pihak BPOLBF nampaknya tidak menghiraukan kesepakatan itu.
Padahal, kesepakatan itu sudah ditandatangani oleh direktur utama BPOLBF.
Sampai saat ini, dari seluruh point kesepakatan itu belum ada satupun yang pernah dijalankan. Malahan, BPOLBF selalu menggunakan mekanisme sendiri untuk membuat masyarakat tidak tenang.
BPOLBF sama sekali tidak menghargai adat istiadat Manggarai yang sudah lama tanam di tengah masyarakat. Ia masuk selundup ke lahan-lahan milik warga. Terkadang pada saat masyarakat lagi ada kesibukan lain, ia masuk dan beraktivitas di lahan warga itu.
Kejadian serupa tidak terjadi satu kali, tetapi berulang kali. Inilah yang membuat masyarakat harus fokus untuk memantau pergerakan BPOLBF di lahan milik masyarakat.
Simon Sea menegaskan, masyarakat sudah siap. Dan akan menghadapi berbagai bentuk intervensi BPOLBF terutama berkaitan dengan pembukaan jalan, warga pasti akan menghadang.
"mudah-mudahan ini sekedar isu. Entah nanti proses selanjutnya seperti apa, kita memang betul-betul sudah siap. Apapun bentuknya, kalau memang terjadi buka jalan, iya kami siap untuk menghadang", tegasnya.
Ia menjelaskan, warga harus memastikan terlebih dahulu bahwa pembukaan jalan itu untuk apa. Dan dari mana sumbernya. Jika dari BPOLBF, tujuannya ke mana. Ketika tujuannya ke lahan warga, maka warga siap menghadang.
"Karena dipastikan dulu tujuan buka jalan itu untuk apa, dan darimana sumbernya. Apakah itu dari BPOLBF, tujuannya ke mana. Kalau tujuannya ke lahan masyarakat, kami siap hadang apapun bentuknya", tegas Simon lagi
7 bulan yang lalu
7 bulan yang lalu