Kabupaten Manggarai barat
Kamis, 28 Oktober 2021 21:26 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
KUWUS BARAT (Floresku.com) - Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk Sekolah Dasar sampai saat ini masih dalam tahapan simulasi. Tujuan diadakan simulasi ini agar pada saat ujian nanti anak-anak atau peserta ANBK bisa mengikuti ujian secara baik.
Ada beberapa fakta menarik atau kisah pilu seputaran proses pelaksanaan ANBK di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Seperti terbatasnya jaringan internet, fasilitas yang tak memadai dan lainnya. Hal ini hampir terjadi di banyak Sekolah Dasar.
SDN Wol, Desa Compang Kules, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat dimana topografi letak sekolahnya persis di kaki gunung, nasibnya tidak luput dari jaringan yang parah dan fasilitas yang minim.
Namun, guru-guru dan siswa peserta ANBK tidak patah semangat dalam mengikuti simulasi ANBK. Mereka tetap semangat meskipun mereka harus numpang di sekolah tetangga yaitu di SDI Hawe di mana jarak tempuhnya sangat jauh sekitar 1,5 kilometer. Persis jalannya mendaki terus dari SDN Wol sampai di SDI Hawe, Desa Wajur, Kecamatan Kuwus Barat.
Berdasarkan pantauan media ini, guru-guru dan murid sangat menikmati proses perjuangannya dalam melakukan simulasi ANBK.
Uniknya, guru-guru swadaya dari saku pribadinya untuk makan bersama usai simulasi ANBK. Sedangkan untuk anak-anak murid membawa makanan sendiri dari rumah masing-masing. Mereka begitu antusias menyukseskan ANBK.
Mereka terpaksa bawa nasi dari rumah masing-masing karena pelaksanaan simulasi ANBK berlangsung sampai jam 12.00. Pada saat itu anak-anak pasti lapar. Makanya mereka berinisiatif untuk bawa nasi dari rumah masing-masing.
Kepala Sekolah SDN Wol, Viktor Kabut menyampaikan bahwa status sekolah SDN Wol dalam pelaksanaan ANBK berubah dari sekolah mandiri ke sekolah numpang.
"Awalnya operator kami menyampaikan bahwa status sekolah kami dalam pelaksanaan ANBK ini adalah Sekolah Mandiri. Kami, bingung. Kok mandiri, padahal sekolah kami sangat terbatas dari sisi jaringan maupun fasilitas", kata Viktor.
"Untungnya, selang dua minggu kemudian, SDN Wol berubah dari sekolah mandiri jadi sekolah numpang. Makanya kami melaksanakan simulasi ANBK di SDI Hawe".
"Kami sebenarnya agak berat hati ikut ANBK ini, karena fasilitas kami tidak ada, jaringan juga tidak ada. Ditambah jarak tempuh dari SDN Wol ke SDI Hawe sangat jauh dan mendaki terus. Kasian anak-anak", tutup Viktor. (Tedy N).***
6 bulan yang lalu
2 tahun yang lalu